Selasa, 2 Desember 2014 | 17:26 WIB m.inilah.com
Penjahat Perang Nazi Paling Dicari Mati di Suriah

INILAHCOM. Damaskus -- Alois Brunner, penjahat perang Nazi paling dicari di dunia, ternyata telah tewas dan dimakamkan di Suriah empat tahun lalu.

BBC.co.uk melaporkan kematian Brunner terungkap setelah Efraim Zuroff, kepala penyidik dan pemburu anggota Nazi, buka mulut.

"Kita tidak bisa membuktikannya secara forensik, tapi kami yakin 99 persen Brunner telah mati," ujar Zuroff.

Brunner adalah kapten SS saat Nazi berkuasa. Jika masih hidup, dia berusia 102 tahun saat ini.

Selama Perang Dunia II, Brunner mendeportasi 128 ribu Yahudi ke kamp-kamp kematian. Usai Perang Dunia II, Brunner menghilang dan agen-agen Israel memburunya.

Selama bertahun-tahun agen-agen Israel gagal menemukan jejaknya, dan kepastian apakah sang penjagal sudah mati atau belum.

Menurut Zuroff, direktur Simon Wiesenthal Center di Yerusalem, informasi kematian Brunner diperoleh dari mantan agen rahasia Jerman yang pernah bertugas di Timur Tengah.

Sang agen bercerita tentang bagaimana Brunner mati tahun 2010, dan dimakamkan di Damaskus -- ibu kota Suriah. Sulit bagi Zuroff mencapai lokasi yang disebutkan sang agen, karena Israel-Suriah berseteru.

Zuroff berusaha mendapatkan bukti atas cerita ini. April lalu, ia mendapatkan keterangan dari agen-agen di Suriah bahwa Brunner dimakamkan di lokasi tak diketahui.

Bukti inilah yang membuat Zuroff menghapus nama Brunner dari daftar penjahat perang paling dicari. Zuroff juga mendapatkan bukti lain yang menguatkan keyakinannya.

"Brunner memainkan peran kunci dalam pelaksanaan Final Solution Adolf Hitler, yaitu membunuh sebanyak mungkin Yahudi di Eropa," ujar Zuroff.

Brunner mengirim 47 ribu Yahudi Austria, 44 ribu Yahudi Yunani, 23.500 Yahudi Prancis, dan 14 ribu Yahudi Slovakia, ke kamp-kamp untuk dibunuh.

Tahun 1950 Brunner lari ke Suriah, dan menjabat sebagai penasehat Presiden Hafez al-Assad. Ia diyakini berperan penting melanggengkan kekuasaan Keluarga Al-Assad dengan pendekatan fasis.

Tahun 2001 Prancis mengadilinya secara in absentia, dan memvonisnya dengan hukuman seumur hidup.

Di Prancis, Brunner mengelola kamp interniran Drancy, yang terletak di luar Paris.Di kamp ini, orang-orang Yahudi Prancis dikumpulkan sebelum dikirim ke kamp-kamp kematian. Diperkirakan 345 anak-anak menjadi korbannya.

Zuroff mengatakan Brunner selamat dari upaya pembunuhan agen-agen Israel di Suriah pada tahun 1961 dan 1980.

m.inilah.com