.
BUDAPEST - Seorang pria yang masuk daftar penjahat perang
Nazi yang paling dicari, Sandor Kepiro, kemarin (5/5) mulai
menjalani persidangan di Budapest, Hungaria. Kepiro, 97,
sengaja diadili atas tuduhan pembantaian dan pembunuhan masal
1.200 warga sipil di Serbia pada 1942.
Warga Hungaria tersebut masuk dalam daftar Simon Wiesenthal Center sebagai tersangka
kejahatan perang Nazi yang paling dicari di
dunia. Lebih dari 1200 orang warga sipil Yahudi,
Serbia, dan Roma mati dalam waktu tiga hari
oleh pasukan Hungaria dalam pembunuhan masal
yang mengerikan di Kota Novi Sad, Serbia.
Begitu tiba
di pengadilan, kepada para wartawan, Kepiro
menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak bersalah.
Dia menilai pengadilan tersebut sebagai "sirkus" (direkayasa atau tidak beralasan). Dia berjalan dengan menggunakan tongkat menuju
ruang sidang. Selanjutnya, dia duduk dan menunjukkan
selembar kertas yang bertuliskan "Para pembunuh pria berusia 97 tahun".
Kepiro telah
didakwa terlibat dalam kejahatan perang. Jaksa
penuntut umum menyatakan bahwa Kepiro didakwa
telah memerintahkan pengumpulan massa di lokasi
tertentu dan mengeksekusi 36 orang. Ratusan
keluarga dikumpulkan di tepi Sungai Danube,
Kota Novi Sad, oleh tentara Hungaria yang menjadi
sekutu dekat Nazi Jerman, pada Januari 1942.
kemudian, mereka ditembaki hingga menemui ajal.
Seorang
korban yang selamat, Lea Ljubibratic, bersaksi
bahwa mayat-mayat para korban sengaja dibuang
ke sungai di bawah lapisan es. "Tentara Hungaria juga menculik sejumlah orang dari rumah dan menembak mati mereka
di jalan," tuturnya.
Sandor Kepiro
pernah divonis terlibat dalam sejumlah pembunuhan
di Hungaria pada 1944. Namun, vonis itu dibatalkan
oleh pemerintahan fasis dan kemudian Kepiro
melarikan diri ke Argentina. Dia kembali ke
Hungaria pada 1996 dan langsung diburu oleh
Simon Wiesenthal Center. Sepuluh tahun kemudian
dia ditemukan di sebuah flat di seberang sebuah
sinagog di Budapest.
Kepiro telah
menggugat Direktur Simon Wiesenthal Center,
Efraim Zuroff, atas tuduhan pencemaran nama
baik. Tapi, kasus itu telah dihentikan pada
Selasa lalu (3/5) Pengadilan Budapest beralasan
bahwa Zuroff berhak untuk menyebut dirinya sebagai
penjahat perang berdasar pada vonis 1944.
Kepada stasiun
televisi Hungaria tahun lalu, Kepiro mengakui
hadir dan ada saat terjadi serangan di Novi
Sad. "Saya tidak menyesali apapun. Segala yang telah saya lakukan merupakan tugas dan
tanggung jawab saya," kata dia. jpnn.com
|